19 May 2008

F.U.T.U.R.E

Ini tulisan saya satu setengah tahun yang lalu dan rasanya masih pas banget menggambarkan saya, si penulis, satu setengah tahun kemudian. Hidup rasanya seperti tenggat waktu, harus berlari atau dihabisi. Saya terus berlari tidak peduli tersandung atau jatuh, hanya agar bisa berseri kemudian hari. Atau mungkin supaya lupa rasanya perih dan nyeri sandungan bisa hilang sendiri.

We’ve only just begun to live
White lace and promises
A kiss for luck and we’re on our way
We’ve only begun.
Before the rising sun
We fly
So many roads to choose
We started out and learn to run
And yes we’ve just begun
Sharing horizons that are new to us
Watching the sands along the way


(We’ve only just begun-Carpenters)

Merenungi awal tahun yang baru dengan kesadaran akan waktu yang terus melaju sepertinya memberi satu pemahaman baru buat diri sendiri. Pemahaman bahwa di tingkatan sekarang ini, hidup seperti berada di persimpangan jalan. Berada dalam perjuangan menuju akhir dari proses pembelajaran akademis yang walaupun belum akan berakhir secepat itu namun nyatanya mengharuskan kita berpikir tentang suatu hal. MASA DEPAN. Beberapa teman pun menyadari hal tersebut, dan mulai berpikir dalam banyak sudut pandang. Pertanyaan “mau jadi apa?” dan ketakutan “tidak menjadi apa-apa” mulai bermunculan. Selain itu, kesedihan akan masa-masa kebersamaan yang tinggal sebentar lagi pun terlontar. Meminjam judul lagu Carpenters diatas, “We’ve only just begun to live”. Saat ini hanyalah permulaan dari kehidupan yang sesungguhnya. Ada banyak jalan yang harus dipilih, kita memulainya dengan proses pembelajaran untuk sampai pada akhirnya dapat berlari dengan tetap memperhatikan pasir atau batu sandungan yang mungkin dapat menghambat kita. Tampaknya hal ini akan menjadi perjalanan yang panjang dan berat untuk kita semua, namun nyatanya inilah hidup kawan...

Sejujurnya gw sangat takut dengan segala histeria dan angan-angan tentang masa depan. Masa depan yang sekarang kita bicarakan bukan lagi impian remaja muda yang berkhayal bersama gerombolan seusianya. Masa depan yang satu ini tepat didepan mata, berusaha diraih namun tersentuh pun tidak. Dan bagian paling menakutkan buat gw adalah karena deep down inside, I know what I want and damn it scares me a lot!! Huhf..a huge desire come with the great consequences!! Akankah angan-angan itu bisa ‘menghabisi’ kita secara perlahan? Akankah kenaifan dan idealisme dapat dipertahankan? Atau haruskah itu diubah? Ketakutan itu pun semakin memuncak ketika pertanyaan besar pun semakin terngiang di kepala, “AM I GOOD ENOUGH?” gw ragu apakah gw cukup baik untuk angan-angan gw itu? Apakah ketertarikan dan kecintaan terhadap sesuatu saja cukup untuk membuat gw berhasil dan menjadi ‘seseorang’?

Namun ketakutan saja tidak akan berguna apabila tidak dibarengi dengan kerja keras. Maka marilah kita berusaha…Untuk semua masa depan yang menghampar di depan mata, untuk berbagai pengharapan yang mengiringi setiap langkah, untuk mimpi-mimpi yang senantiasa berada di kepala…dan untuknya pula, belum terlambat untuk mengucapkan SEMOGA-BERHASIL smuanyaaaa!!! I wish you all the biggest luck in life…

1 comment:

Anonymous said...

Sungguh menggugah

haha Tay, qta semua berada pada perahu yang sama... Terapung dalam kegelisahan dan kegamangan. Qta uda liat pulaunya, tinggal beberapa dayung lagi... hanya aja benarkah pulau itu yang dimaksud... nah semua punya kebimbangan yang sama... hahaha...

Kok jadi beranalogi!

Kita tidak sendirian di persimpangan jalan...