28 January 2008

Filosofi Berjalan Kaki

...let us slow down a bit as we keep on running in the fast lane world we living
Saya sangat menyukai hari yang bersinar cerah. Tidak terlalu panas, walaupun panas pun sesungguhnya tidak masalah untuk saya. Sebaliknya, cuaca mendung, hujan, dan dingin yang menusuk bukanlah favorit saya. Kalau cuaca bersinar cerah, rasanya senang sekali berkeliling sendiri menghabiskan hari. Ditambah lagi dengan eskrim dan semilir angin menemani nikmatnya menjadi lengkap sekali. Pilihan berjalan kaki pun semakin disenangi dan semakin sering semakin digandrungi.

Setiap saya berjalan kaki semakin saya berpikir dan mulailah berfilosofi. Setiap saya mengayunkan langkah. Sekali tapak,kaki kanan maju. Dua kali tapak, berganti kaki kiri. Hap hap hap. Bergerak maju. Selangkah demi selangkah. Setiap langkah itu menumbuhkan sejumlah harapan. Harapan bahwa setiap kaki yang diayun dan bergerak maju berarti meninggalkan kesedihan. Membuangnya dalam jejak yang ditinggalkan. Menghempaskannya di langkah sebelumnya. Menggantinya dengan jejak baru. Napas dan semilir baru yang terhembus, masuk kedalam sejumlah rongga dan dihirup dengan senyuman. Berharap ada kebahagiaan baru menunggu dalam setiap hirupannya sehingga muncul kekuatan baru yang lebih kuat untuk mengisi langkah-langkah berikutnya.

Jalan kaki tidak perlu buru-buru. Tidak perlu risau ragu dan hanya butuh waktu. Jalan kaki memberi saya sedikit ruang ditengah hidup yang terus melaju. Setidaknya melambat beberapa saat sebelum semua tekanan kembali berhembus kencang dan menuntut kita terus berlari. Kencang tidak boleh berhenti. Atau hanya akan terlewati dan terlempar. Seorang diri.

No comments: